Pengantar
Mata
kuliah Pengantar Etnomusikologi merupakan mata kuliah yang diwajibkan dalam
semester pertama yang diampu oleh Prof.DR Sri Hastanto S.Kar. Mata kuliah ini
diajarkan dua sks setiap minggu. Mata kuliah tersebut diharapkan bias mengantar
mahasiswa etnomusikologi untuk mengenal lebih dalam apa saja yang terkandung di
dalam ilmu Etnomusikologi.
Definisi Etnomusikologi
Etnomusikologi
berasal dari kata Etno yang berarti
suku bangsa, Musik berarti musik, Ologi berarti ilmu. Jadi bisa
disimpulkan Etnomusikologi adalah ilmu yang mempelajari musik-musik suku
bangsa. Adapun yang di unkapkan oleh Jaap Kunts mengenai Etnomusikologi adalah
“Mempelajari musik dalam kaitannya dengan budaya Etnis pemilik musik tersebut.”
Sejarah
Dulunya
Musikologi (musik etnis) tidak dianggap sebagai musik. A.J. Ellis dan muridnya
yaitu Mahilon, Curt Sach, Hornbostel pada tahun 1885 mulai mengenal musik non
barat. Dan mereka menjulukinya sebagai musik perbandingan. A.J.Ellis juga menciptakan
suatu alat pengukur frekwensi yang dinamakan “Monocord”. Setelah membandingkan berbagai musik antara barat
dengan non barat, beliau menerbitkan penelitian tentang musik non barat. Pada
tahun 1950 dalam buku Musicologica
menegaskan bahwa muncullah yang dinamakan Etnomusikologi bukan musik
perbandingan. Dia mengatakan “Inilah Etnomusikologi.” Jaap Kunst yang
menobatkan A.J.Ellis sebagai bapak Etnomusikologi dan Jaap Kunts dijadikan
bapak Etnomusikologi oleh muridnya.
Tokoh-tokoh Etnomusikologi
Alexander John Ellis : Beliau menciptakan suatu alat yang dinamakan Monocord yang berfungsi mengukur
frekwensi musik non barat. Dia memperkenalkan metode pengukuran frekwensi
dengan monochord, mengenalkan satuan interval, mengembangkan teori “embat”,
meneliti interval nada-nada musik Yunani, Hindia, Jawa, Cina dan Jepang.
Mempunyai karya besar yaitu “On the musical Scales of Various Nations” (1885) Journal of the Society of Arts.
Jaap Kunst : Tokoh
tersebut memunculkan Etnomusikologi tahun 1950. Beliau sangat perhatian
terhadap Budaya Indonesia. Karya yang terkenal adalah Music in Java, 1949.
Music in Flores, Music in Nias (Leiden, 1942). The cultural Background of
Indonesian Music (Amsterdam, 1949). Musicologica: A study of the Nature of
Ethnomusicology (Amsterdam,1950). Banyak sekali karya-karya Jaap Kunt yang
bermanfaat bagi para Etnomusikolog.
Bruno Nettl :
Pesan yang terkenal untuk para Etnomusikolog Barat adalah “Apa yang kita
kerjakan apapun alasannya adalah produk budaya barat, sebab kita mempunyai keterbatasan
untuk dapat mengerti secara mendalam budaya non-literate.” Buku-buku yang
ditulis adalah Music in Primitive Culture. Harvard University Press (1956), Theory
and Method in Ethnomusicology. The Free Press of Glencoe (1964), Folk and
Traditional Music of the Western Continents. Prentice-Hall, Inc.. (1965/1989), Blackfoot
Musical Thought: Comparative Perspectives. Ohio: The Kent State University
Press (1989). The Study of Ethnomusicology. University of Illinois Press (1983/2005).
Mantle Hood : Beliau
adalah Etnomusikologi terbesar pada abad ini, Karya terbesarnya adalah The Ethnomusicologist yang dijadikan
acuan pelajaran Etnomusikologi di seluruh dunia. Pesannya untuk mahasiswa
etnomusikologi adalah “Bi Musicality” yang artinya seorang etnomusikolog harus
menguasai paling tidak dua area musik, yaitu musiknya sendiri dan musik suku
bangsa lain yang menjadi sasaran studinya.
Bahasan Substansi Etnomusikologi
Yang
dibahas didalamnya yaitu Definisi, Sejarah, Pionir dan Tokoh-tokoh, Teba daerah
kajian. Definisi menerangkan mengenai penjelasan lebih dalam mengenai
etnomusikologi. Sejarah, Pionir, Tokoh-tokoh membahas mengenai bagaimana saja
sejarah munculnya etnomusikologi dan siapa saja pionir serta tokoh-tokoh yang
terkait di dalamnya. Teba daerah kajian meliputi Aspek Tekstual dan
Kontekstual. Tekstual meliputi Aspek musikologis,Organologi, Notasi dan
Transkripsi. Kontekstual meliputi Aspek kesejarahan, Kultural dan Sosial.
Klasifikasi Instrument, Koleksi dan Katalog
Dalam
bab ini mempelajari tentang pengenalan pengelompokan instrument yang mempunyai
kesamaan fungsi, karakter dll. Klasifikasi Instrument sangat diperlukan untuk
menganalisis suatu instrument secara tepat. Adapun Klasifikasi Instrument
berdasarkan sumber bunyinya yaitu Aerophone, Chordophone, Membranophone,
Elektrophone. Aerophone merupakan jenis alat musik yang caramamainkannya ditiup
seperti Flute, terumpet dll. Chordophone merupakan instrument yang sumber
bunyinya berasal dari dawai seperti Kecapi, Sape’ dayak dll. Membranophone
merupakan instrument yang sumber bunyinya berasal dari selaput/membran seperti
gendang, reban, ganrang dll. Elektrophone merupakan jenis alat musik yang
dibantu sumber bunyinya dengan listrik seperti keyboard, gitar elektrik, bass
elektrik dll. Dari semua klasifikasi dan koleksi yang kita susun menjadi sebuah
karya tulis yang dinamakan Katalog.
Notasi (Sejarah, Bentuk Fisik dan Fungsi)
Notasi
berasal dari kata To Note yang
berarti mencatat, Note berarti
Catatan. Notasi/Notation berarti sistem pencatatan. Notasi ada banyak salah
satunya yaitu notasi musik. Notasi musik digunakan untuk mencatat sebuah lagu
baik secara utuh maupun per bagian dari lagu tersebut. Notasi musik dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu berdasarkan pembuatannya, wujudnya dan fungsinya.
Ø Notasi berdasarkan
pembuatannya : Notasi berdasarkan
pembuatannya dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu berdasar instrument dan
fungsi nada. Berdasar instrument yaitu notasi yang didasarkan pada instrument
tersebut misal dalam saron ada nama panunggul, gulu, dhada, pelog, lima, enem,
barang. Di bali ada penempatan tersendiri notasi dong-ding. Notasi berdasarkan fungsi
nada antara lain Solmisasi (solfege/solfagio), Daminatila (sunda), Sariswara
(Yogya), DhongDhing (Bali).
Ø Notasi berdasarkan
wujudnya : Notasi bisa dilihat
dari wujudnya yaitu Angka, Huruf, Gambar. Yang meliputi notasi angka adalah
Notasi Cheve (Diatonis), Kepatihan, Sariswara, Daminatila. Notasi Huruf
meliputi notasi Jianpu (China), Notasi Dhingdhong. Notasi gambar meliputi
notasi balok yang digunakan untuk menulis musik barat.
Ø Notasi
berdasarkan fungsinya : Notasi dilihat
dari fungsinya ada Deskriptif, Preskriptif, Stimulatif. Deskriptif adalah
digunakan untuk mencatat peristiwa musikal. Preskriptif adalah notasi yang digunakan
oleh para pemain musik. Stimulatif dapat digunakan sebagai catatan maupun
sebagai stimulan pemain untuk memainkan untuk memainkan instrumennya.
Sejarah
Notasi Balok : Notasi balok berawal dari kisah antara sungai
Euphrates dan Tigris berupa tablet 2 tanah liat bergambar. Di eropa mulai
menggunakan not balok pada musik-musik gereja. Not balok di temukan oleh Guido
d’Arezzo (955-1050).
Notasi Musik
India : Notasi india ditemukan
pada 200 sebelum masehi (Pinggala dalam buku Chandra Sutra). Susunannya yaitu
Sha, ri, ga, ma, pa, dha, nis. Yang namanya diambil dari nama Shadja, Rishabh, Gandhar,
Madhyam, Pancham, Dhaivat, dan Nishad.
Notasi
Tradisional Rusia
: Notasi ini barawal dari tokoh Znamenny Chant. Dan berawal dari notasi
lubok tulisan tangan “hook and banner notation”.
Notasi Cina : Sering
disebut Guqin notation dan tradisi menulis cina tercatat sejak 5000 BC,
pencatatan musik (notasi) tercatat sejak 2500 BC dengan berbagai perbaikan
digunakan sampai sekarang. Di cina juga dikenal notasi Qin.
Notasi Jawa : Berawal ada beberapa notasi yaitu notasi Anda,
Rante, Angka. Notasi yang digunakan sampai sekarang adalah notasi angka. Ada
notasi kepatihan (Ditemukan pada tahun 1887) dan Sariswara (Ditemukan pada
1906), dibagi menjadi beberapa tangga nada yaitu pelog bem, pelog barang dan
selendro.
Organologi
Organologi
merupakan ilmu yang mengkaji mengenai instrument dari sisi tekstual maupun
kontekstual. Sisi kontekstual
merupakan sisi lain diluar instrument tersebut. Sisi tekstual merupakan sisi khusus di dalam instrument itu sendiri.
Dari masing-masing sisi mempunyai cabang-cabang kajian tersendiri.
Sisi Kontekstual
Ø Legenda : Merupakan asal usul yang terkait dengan
instrument tersebut.
Ø
Sejarah :
Merupakan kejadian masa lalu yang menjadi catatan yang sangat penting terkait
dengan suatu instrument yang di kaji.
Ø Daerah Sebaran : Mengemukakan
di mana saja penyebaran instrument yang menjadi objek kajian.
Ø Fungsi Sosial : Gejala social yang muncul dan terkait dengan
instrument yang dikaji.
Ø Dll : Unsur-unsur lain yang terkait di luar instrument yang menjadi objek
kajian.
Sisi Tekstual
Ø Bahan : Menguraikan bahan-bahan mulai dari unsure
terkecil dari suatu instrument.
Ø Konstruksi : Struktur-struktur yang ada didalam instrument
tersebut.
Ø Keluarga : Kasamaan struktur dari beberapa instrument (yang
membedakan hanya karakter kecil).
Ø Klasifikasi : Pengelompokan dari kumpulan beberapa instrument.
Penutupan
Jadi Pengantar Etnomusikologi mengantarkan kita
untuk mengetahui dan menambah wawasan kita untuk menuju dunia ilmu
Etnomusikologi. Di mata kuliah ini kita mendapat rangsangan untuk terus belajar
mengenai ilmu Etnomusikologi. Dengan belajar mata kuliah tersebut kita akan
mendapat wawasan secara mendalam tentang apa saja yang terkait didalam ilmu
tersebut. Banyak sekali manfaat yang kita peroleh antara lain kita dapat
mengenal secara mendalam tentang ilmu yang ingin kita pelajari.
Dalam mata kuliah ini juga membahas beberapa
komponen terpenting dalam ilmu Etnomusikologi. Dalam arti penting pengantar ini
mendidik kita untuk menuju pintu gerbang dunia baru yaitu dunia pengkajian
musik-musik etnik nusantara. Dengan mata kuliah ini saya merasa terbantu dan
termotivasi untuk belajar lebih giat dalam mendalami ilmu Etnomusikologi.
*) Semua materi bersumber dari perkuliahan Pengantar Etnomusikologi ISI Surakarta.
terimakasih
BalasHapus